Idap penyakit hingga masalah sensorik penyebab anak jadi “picky eater”

Anak yang menjadi picky eater atau pemilih makanan seringkali memiliki masalah sensorik yang menyebabkan mereka sulit menerima makanan baru atau tekstur yang berbeda. Masalah sensorik ini dapat dipicu oleh berbagai faktor, mulai dari gangguan pada indera penciuman, perasa, hingga gangguan pada persepsi rasa.

Salah satu gangguan sensorik yang sering kali menjadi penyebab anak menjadi picky eater adalah disfungsi sensorik. Disfungsi sensorik adalah gangguan yang membuat anak sulit menerima rangsangan sensorik seperti suara, cahaya, atau rasa makanan. Anak dengan disfungsi sensorik cenderung memiliki kepekaan yang berlebihan terhadap rangsangan tersebut, sehingga membuat mereka sulit menerima makanan yang memiliki tekstur atau rasa yang berbeda.

Selain itu, gangguan pada indera penciuman dan perasa juga dapat menyebabkan anak menjadi picky eater. Anak yang mengalami gangguan pada indera penciuman biasanya sulit merasakan aroma makanan dengan baik, sehingga mereka cenderung memilih makanan yang memiliki rasa yang kuat atau asam. Sedangkan anak yang mengalami gangguan pada indera perasa mungkin tidak dapat merasakan tekstur makanan dengan baik, sehingga mereka cenderung menolak makanan yang memiliki tekstur yang berbeda.

Untuk mengatasi masalah ini, penting bagi orangtua untuk memperhatikan pola makan anak dan mencari tahu penyebab anak menjadi picky eater. Jika anak mengalami gangguan sensorik, konsultasikan dengan ahli terapi sensorik untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Selain itu, orangtua juga perlu memberikan makanan dengan berbagai tekstur dan rasa kepada anak secara bertahap, untuk membantu mereka mengatasi ketidaknyamanan terhadap makanan baru.

Dengan pemahaman yang baik tentang masalah sensorik yang menyebabkan anak menjadi picky eater, orangtua dapat membantu anak mengatasi masalah ini dan memperbaiki pola makan mereka. Semoga artikel ini dapat memberikan informasi yang berguna bagi para orangtua dalam mengatasi masalah picky eater pada anak.